Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian Zoonosis Sulut Juni 2016

Zoonosis merupakan penyakit yang bersumber dari hewan dan dapat ditularkan kepada manusia. Ada beberapa hal yang membuat zoonosis wajib diwaspadai yaitu angka kematian akibat penyakit zoonosis ini tinggi (50-100%), dapat menyerang otak dan tubuh lainnya, berdampak terhadap perekonomian, berpotensi menimbulkan wabah, dan dapat menjadi ancaman bioterorisme (contohnya antraks). Prioritas program pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis yaitu untuk penyakit flu burung, rabies, antraks, leptospirosis, dan pes. Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan Pertemuan Peningkatan. SDM Program Pengendalian Zoonosis Provinsi Sulawesi Utara, yang dilaksanakan sejak tanggal 20-22 Juni 2016 di Ruang Rapat Bidang PMK Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Dalam sambutan Kepala Dinas Kesehatan yang dibawakan oleh Kepala Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan dr Hendrik Tairas; disampaikan bahwa Provinsi Sulawesi Utara termasuk salah satu daerah endemis rabies dan juga merupakan penyumbang terbanyak untuk angka kematian akibat rabies se-Indonesia. Berdasarkan data kasus yang terlaporkan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, kasus gigitan tahun 2014 tercatat sebanyak 3698 kasus dengan 22 kasus kematian, sedangkan pada tahun 2015 ternyata kasus gigitan meningkat menjadi 4247 kasus dengan 28 kematian. Tahun 2016 sampai saat ini sudah terlapor sebanyak 1200 kasus gigitan dengan 9 kasus kematian pada manusia akibat rabies. Oleh karenanya, dalam pertemuan ini, peserta akan dilatih mengenai tatalaksana kasus gigitan hewan penular rabies pada manusia; dan juga akan narasumber akan membagikan wawasan terkait antraks, leptospirosis, pes, dan flu burung, serta bagaimana penanggulangan kejadian luar biasa akibat zoonosis. Kepala Dinas berpesan agar melalui pertemuan ini, dapat meningkatkan pemahaman peserta tentang bahaya penyakit zoonosis, meningkatkan kewaspadaan serta menjalin koordinasi lintas program maupun lintas sektor untuk bisa membangun kerjasama yang solid dan berkelanjutan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis. Peserta pada pertemuan ini sejumlah 30 orang yang berasal dari Kabupaten Bolmut, Kabupaten Mitra, dan Kabupaten Sitaro, masing-masing kabupaten 10 orang, yakni Kepala Bidang, Kepala Seksi, dan Pengelola Program yang bertanggung jawab dalam [ … ]

Continue reading

Peningkatan Kapasitas Petugas dan Dokter Puskesmas Sulut dalam Tatalaksana Kusta

Provinsi Sulawesi Utara masih termasuk daerah endemis tinggi untuk penyakit kusta, dengan prevalensi 1.7 /10.000 penduduk. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 427 kasus baru (CDR 18 /100.000), dengan cacat tingkat 2 sebesar 11.9% dan kasus anak 7%. Angka penemuan penderita baru triwulan 1 tahun 2016 ini sebesar 4 /100.000 penduduk, dengan kecacatan tingkat 2 sebesar 1% dan 12% kasus anak. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga terlatih, baik petugas dan dokter. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, melalui seksi Wabah dan Bencana, telah mengagendakan capacity building tenaga kesehatan di Puskesmas, dimana diharapkan dapat menjawab tantangan ini. Petugas dan dokter yang sudah dilatih tatalaksana kusta, diharapkan dapat menemukan kasus kusta sebanyak mungkin yang ada di wiayah kerjanya, dan diharapkan ditemukan sedini mungkin, sehingga para penderita kusta dapat mendapat pelayanan yang sesuai standar, bermutu, dan paripurna. Diharapkan, dengan penemuan kasus yang intens  tersebut, dalam 6-9 tahun ke depan, tidak lagi ditemukan kasus kusta dengan kecacatan dan kasus kusta pada anak, bahkan diharapkan tidak ada lagi kasus kusta baru di masyarakat. Peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana kusta batch ketiga tahun 2016 ini dilaksanakan pada tanggal 13-15 Juni 2016 di Hotel Sahid Kawanua Manado, dan peningkatan kapasitas dokter dalam tatalaksana kusta batch kedua tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 16-18 Juni 2016 di hotel yang sama. Menjadi fasilitator pada pertemuan ini diantaranya adalah dr Teky Budiawan, MPH selaku konsultan kusta nasional dan dr Tiara Pakasi, MA selaku kepala seksi kusta Subdit PTML Ditjen P2P Kemenkes RI.  

Continue reading

Peningkatan Kapasitas Petugas Konselor Deteksi Dini Hepatitis Prov Sulut Tahun 2016

Sebagai pembunuh nomor 7 di dunia dengan menyumbang satu juta kematian setiap tahunnya, Hepatitis B harus diwaspadai. Terutama kecenderungan Hepatitis B yang 100 kali lebih infeksius dibandingkan HIV. Hepatitis B kronis dapat berkembang menjadi sirosis hari dan kanker hati. Lebih dari 90% bayi yang terinfeksi Hepatitis B akan berkembang menjadi kronis. Oleh karenanya, program Hepatitis saat ini adalah melakukan deteksi dini Hepatitis B pada kelompok berisiko, termasuk didalamnya ibu hamil.  Dalam tatalaksana deteksi dini Hepatitis B, diperlukan konseling terhadap klien yang akan diperiksa status hepatitisnya. Oleh karena itu, diperlukan konselor-konselor deteksi dini Hepatitis B, yang diharapkan dapat dilatih melalui Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Konselor Deteksi Dini Hepatitis. Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Travello Manado tanggal 26-28 Mei 2016. 

Continue reading

Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengelola DBD Puskesmas

Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah, dan Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah endemis DBD. Pada tahun 2015 tercatat ada sebanyak 1529 kasus DBD dengan 21 kematian; dan pada tahun 2016 ini, dari data yang masuk sampai tanggal 24 Mei 2016, telah tercatat sebanyak 950 kasus dengan 12 kematian. Beberapa kendala yang dihadapi adalah peran pemerintah yang masih sangat dominan dibanding dengan partisipasi masyarakat. Padahal dalam pencegahan dan pengendalian DBD, keterlibatan masyarakat terutama dalam pengendalian vektor merupakan hal yang mutlak diperlukan. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan langkah paling efektif dalam memutus rantai penularan DBD. Oleh karenanya, dipandang perlu untuk melaksanakan capacity building bagi tenaga pengelola DBD yang ada di Puskesmas melalui Pertemuan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengelola DBD Puskesmas yang dilaksanakan di Hotel Sahid Kawanua Manado sejak tanggal 24 Mei 2016. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dr Jemmy Lampus, M.Kes, mengharapkan, bahwa seusai pertemuan ini, para peserta mampu dalam melakukan tatalaksana klinis DBD di Puskesmas masing-masing, menerapkan surveilans kasus dan epidemiologis, dan mendorong peran serta masyarakat sekitar dalam pengendalian vektor DBD melalui PSN 3M plus dan program 1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tapi yang paling penting adalah PSN 3M plus, sehingga jentik-jentik yang adalah cikal bakal ratusan nyamuk penular DBD bisa ditumpas, sehingga tidak ada lagi kasus penularan baru di masyarakat. Semua ini dengan harapan dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas DBD di masyarakat Sulawesi Utara.  

Continue reading